Selasa, 06 Agustus 2024

Hindari Hal ini Kalo Kalian Gak Mau Terus Hidup Pas-Pasan

Pinterest.com

Di zaman sekarang, banyak orang yang merasa selalu kekurangan uang meski pendapatan mereka tidak kecil. Ternyata, kebiasaan dan pola pikir dalam mengelola uang sangat mempengaruhi kondisi keuangan kita. Berdasarkan pengamatan dan hasil survei, hanya 38% orang Indonesia yang memiliki pemahaman yang baik tentang keuangan. Artinya, dari sepuluh orang, hanya empat yang paham bagaimana cara mengatur uang dengan benar. Tidak heran jika banyak orang masih terjebak dalam kebiasaan boros yang sebenarnya tidak perlu. Nah, berikut ini kita akan membahas sepuluh hal boros yang sering membuat orang terus hidup pas-pasan dan bagaimana menghindarinya.

1. Rokok

Kebiasaan merokok sering kali menjadi pengeluaran terbesar yang sebenarnya tidak perlu. Harga sebungkus rokok sekitar Rp40.000, dan jika dalam sehari habis satu bungkus, berarti dalam sebulan sudah habis Rp1,2 juta hanya untuk asap. Bayangkan, uang tersebut bisa digunakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga untuk rokok di Indonesia mencapai 11% dari total pengeluaran, lebih besar daripada pengeluaran untuk pendidikan yang hanya sekitar 4%. Jadi, penting untuk mulai mengurangi atau bahkan berhenti merokok demi kesehatan dan keuangan yang lebih baik.

2. Judi Online

Judi online merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya dan mudah membuat orang kecanduan. Menurut data PPATK, dalam lima tahun terakhir, transaksi judi online di Indonesia meningkat lebih dari 8.000%. Akses yang mudah melalui smartphone membuat banyak orang terjerumus. Misalnya, taruhan awal hanya Rp50.000, tapi karena merasa beruntung atau ingin balik modal, taruhannya bisa meningkat menjadi Rp100.000 atau lebih. Dalam seminggu, bisa saja habis jutaan rupiah. Ingat, tidak ada uang yang didapat dengan mudah tanpa resiko. Jadi, hentikan kebiasaan judi online dan alihkan ke kegiatan yang lebih produktif.

3. Cicilan Barang Elektronik

Pasangan muda sering kali tergoda untuk membeli barang elektronik atau smartphone baru dengan cara mencicil. Misalnya, harga iPhone terbaru bisa mencapai Rp15 juta lebih, dengan cicilan Rp700.000 per bulan selama dua tahun, belum termasuk bunga. Ini adalah contoh dari "lifestyle creep" di mana gaya hidup naik seiring dengan pendapatan, meskipun sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan barang tersebut. Sebelum memutuskan untuk mencicil barang mahal, pikirkan apakah benar-benar butuh atau hanya ingin terlihat keren. Kebahagiaan tidak selalu datang dari barang mahal, kadang justru dari pengalaman dan momen bersama orang terdekat.

4. Modifikasi Kendaraan

Hobi modifikasi kendaraan juga bisa menjadi pengeluaran besar. Velg racing, knalpot racing, body kit, dan audio system mahal bisa menghabiskan puluhan hingga ratusan juta rupiah. Menurut survei dari salah satu marketplace otomotif di Indonesia, rata-rata orang menghabiskan 20-30% dari harga kendaraan mereka untuk modifikasi. Sebagai alternatif, kenapa tidak belajar membuka bengkel sendiri jika memang hobi dengan otomotif? Ini bisa menjadi bisnis yang menghasilkan.

5. Barang Fashion Branded

Beli barang fashion branded seperti tas, sepatu, jam tangan, dan perhiasan bisa menghabiskan banyak uang. Survei menunjukkan bahwa orang Indonesia rata-rata menghabiskan 20-30% dari pendapatan bulanan mereka untuk fashion dan aksesoris, padahal ahli keuangan biasanya menyarankan maksimal hanya 5%. Ingat, gaya itu soal bagaimana kalian mix and match, bukan soal harga. Kalian bisa tetap keren tanpa harus pakai barang mahal yang penting percaya diri.

6. Investasi Ponzi atau Penipuan

Investasi bodong atau skema ponzi sering menjadi jebakan bagi orang yang ingin cepat kaya. Penipuan ini biasanya menawarkan return yang sangat tinggi dalam waktu singkat. Misalnya, investasi Rp10 juta bisa balik modal dalam sebulan dan dapat passive income Rp2 juta per bulan. Ini terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan karena memang tidak masuk akal. Jangan mudah tergiur dengan janji-janji manis. Selalu lakukan riset sebelum berinvestasi dan pastikan paham resikonya.

7. Parfum Branded

Parfum mahal sering kali tidak perlu, terutama jika tidak bekerja di tempat yang memerlukan penampilan necis. Parfum branded bisa mencapai jutaan rupiah per botol. Sebenarnya, ada banyak merek lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan parfum branded. Yang penting adalah menjaga kebersihan diri, mandi teratur, dan menggunakan deodoran. Ini sudah cukup untuk membuat kalian wangi dan percaya diri.

8. Belanja Online Impulsif

Belanja online sering kali membuat kita tergoda untuk membeli barang yang tidak perlu. Kemudahan akses dan banyaknya promo membuat kita merasa rugi jika tidak membeli. Ini adalah bentuk dari "hedonic treadmill" di mana kita selalu merasa butuh lebih banyak barang untuk bahagia, padahal kebahagiaan dari belanja itu hanya sementara. Untuk mengurangi kebiasaan ini, coba gunakan aturan 24 jam. Tunggu dulu 24 jam sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu. Biasanya, setelah 24 jam, keinginan untuk membeli barang tersebut akan berkurang.

9. Online Food Delivery

Pesan makanan online memang praktis, tapi bisa menjadi pengeluaran besar jika dilakukan setiap hari. Misalnya, jika sehari sekali pesan makanan dengan harga Rp50.000, dalam sebulan sudah habis Rp1,5 juta. Belum lagi jika suka nongkrong di kafe atau restoran, bisa habis 2-3 juta sebulan hanya untuk makan. Masak sendiri bisa mengirit 30-50% dari biaya makan di luar. Coba tantangan masak 21 hari, di mana selama 21 hari kalian masak sendiri. Kalian akan terkejut melihat berapa banyak uang yang bisa dihemat.

10. Barang-barang Random

Kebiasaan membeli barang-barang unik dan tidak berfaedah sering kali menjadi pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, alat setrum mainan untuk nge-prank teman atau barang estetik yang hanya menjadi pajangan. Menurut penelitian dari University of Arizona, rata-rata orang hanya menggunakan 20% dari barang yang mereka punya, sisanya hanya menjadi pajangan atau tersimpan di gudang. Untuk mengurangi kebiasaan ini, coba gunakan aturan "one in, one out". Setiap kali membeli barang baru, harus ada satu barang lama yang dikeluarkan dari rumah. Ini akan membuat kalian berpikir dua kali sebelum membeli barang baru.

Pentingnya Mengatur Keuangan dengan Bijak

Penting untuk memahami perilaku keuangan kita agar bisa melakukan perubahan kecil yang berdampak besar bagi masa depan finansial. Menghindari kebiasaan boros dan mengelola uang dengan baik bukan hanya tentang berhemat, tetapi juga tentang membuat keputusan yang bijak dalam penggunaan uang. Berikut beberapa tips untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak:

  1. Buat Anggaran Bulanan: Catat semua pemasukan dan pengeluaran. Tentukan prioritas pengeluaran dan alokasikan dana sesuai kebutuhan.
  2. Tabung dan Investasikan Uang: Sisihkan sebagian dari pendapatan untuk tabungan dan investasi. Pilih investasi yang aman dan sesuai dengan profil risiko.
  3. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Perlu: Evaluasi kembali pengeluaran bulanan dan kurangi yang tidak penting. Fokus pada kebutuhan, bukan keinginan.
  4. Hindari Hutang Konsumtif: Jika harus berhutang, pastikan itu untuk hal-hal produktif seperti pendidikan atau modal usaha, bukan untuk konsumsi.
  5. Pendidikan Keuangan: Terus belajar tentang manajemen keuangan. Ikuti seminar, baca buku, atau ikut kursus online tentang keuangan.

Kesimpulan

Mengelola keuangan dengan bijak adalah kunci untuk hidup lebih sejahtera dan tidak terus hidup pas-pasan. Dengan menghindari kebiasaan boros dan membuat keputusan yang bijak dalam penggunaan uang, kita bisa memiliki masa depan finansial yang lebih baik. Ingat, yang penting bukan seberapa banyak uang yang kita hasilkan, tetapi seberapa bijak kita mengelolanya. Mulailah dari sekarang, dan lihat perubahan positif dalam hidup kalian.

Terima kasih telah membaca artikel ini. Jangan lupa untuk berbagi pengalaman dan tips hemat kalian di kolom komentar. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. Selamat mengelola keuangan dengan bijak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar